Assalamualaikum wr wb
(Muqoddimah)
Bapak,ibu dan hadirin hadirot rohimakumulloh
,
pertama tama marilah kita panjatkan puja dan
puji syukur kita kehadirat alloh swt.atas limpahan nikmat dan hidayah yang
alloh berikan kepada kita sehingga kita dapat berkumpul dalam majlis ini
yang insaaloh senantiasa diberkahi dan diridhoi alloh swt.amiin
yang keduannya sholawat dan salam semoga tercurahkan
kepada baginda kita nabi agung muhammad saw. Nabi yang telah membawa umatnya
dari jaman jahiliyah menuju jaman islamiyah.semoga kita mendapat syafaatynya
kelak di yaaumul qiyamah ,amiin
Sudah berapa
kali kita berjumpa Ramadhan? Bagaimana kita memaknai Ramadhan selama ini?
Apakah kita biasa melaluinya begitu saja? Ataukah kita menjalaninya dengan
biasa-biasa saja? Ataukah kita benar-benar mengistimewakan dan mengoptimalkannya
untuk mengubah diri kita menjadi lebih baik lagi?
Jika kita ingin
benar-benar mengistimewakan dan mengoptimalkan Ramadhan, tidak bisa tidak kita
harus memahami hakikat Ramadhan. Berikut ini beberapa makna dan hakikatnya.
Bulan
Ramadhan adalah Bulan Bercermin Diri (Syahrul
Muhasabah)
Seberapa
bersemangat dan seberapa mampu kita memanfaatkan Ramadhan pada setiap menit dan
detiknya, merupakan indikasi ketaqwaan kita kepada Allah. Dari sini kita bisa
menilai diri kita, apakah kita termasuk hamba Allah yang dzalimun linafsihi
(masih suka menganiaya diri sendiri), atau yang muqtashid (yang pas-pasan saja),
ataukah yang sabiqun
bil khairat (yang bergegas dalam melaksanakan berbagai kebaikan).
Disamping itu,
Ramadhan juga merupakan sarana yang sangat tepat bagi kita untuk bercermin
diri. Sebuah hadits muttafaq ‘alaih menyatakan bahwa selama bulan Ramadhan
syetan-syetan dibelenggu. Nah, jika syetan-syetan telah dibelenggu tetapi kita
masih saja melakukan dosa dan kemaksiatan maka seperti itulah diri kita yang
sebenarnya.
Bulan
Ramadhan adalah Bulan Limpahan Rahmat (Syahrur
Rahmah)
Rasulullah
bersabda, “Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah
telah mewajibkan atas kamu berpuasa di bulan ini … Barangsiapa tidak mendapat
bagian kebaikannya, maka sungguh berarti ia telah dijauhkan dari rahmat Allah.”
Pada bulan
Ramadhan, Allah mencurahkan segenap rahmat-Nya melebihi pada bulan-bulan
lainnya. Pada bulan ini, Allah melipatgandakan pahala amal kebaikan, memberikan
semangat ketaatan kepada hamba-hamba-Nya, dan bahkan memberikan bonus satu
malam yang lebih baik dari seribu bulan yaitu Lailatul Qadr. Karena itu, rugilah kita
jika selama bulan ini kita tidak memanfaatkan limpahan rahmat Allah yang
sedemikian besar.
Bulan
Ramadhan adalah Bulan Taubat (Syahrut
Taubah)
Rasulullah
bersabda, “Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan berharap pahala
dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” Beliau juga
bersabda, “Barangsiapa berdiri (menegakkan shalat malam, shalat tarawih) pada
bulan Ramadhan atas dasar iman dan berharap pahala dari Allah, maka
dosa-dosanya yeng telah lalu akan diampuni.” Beliau bahkan berkata,
“Barangsiapa berpuasa lalu tidak berkata-kata buruk dan tidak mengumpat maka ia
akan keluar dari dosa-dosanya seperti keadaannya pada hari ia dilahirkan oleh
ibunya.” Jadi, apa lagi yang kita tunggu. Mari kita banyak-banyak beribadah dan
memohon ampunan kepada Allah, agar Ramadhan ini dapat menjadi penghapus
dosa-dosa kita.
Bulan
Ramadhan adalah Bulan Puasa (Syahrush
Shiyam)
Puasa yang
sejati tidaklah cukup hanya dengan meninggalkan makan, minum dan hubungan suami
isteri pada siang hari. Lebih dari itu, puasa yang sejati adalah puasa yang
bersifat total, yakni mempuasakan seluruh anggota tubuh kita: akal pikiran,
hati, mata, telinga, lidah, tangan, kaki, dan anggota-anggota tubuh kita yang
lainnya. Semuanya harus kita puasakan dari berbagai bentuk dosa dan
kemaksiatan. Rasulullah bersabda, “Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dan
perbuatan yang keji, maka sekali-kali Allah tidak butuh dengan puasanya yang
hanya meninggalkan makan dan minum saja.”
Bulan
Ramadhan adalah Bulan Al-Qur’an (Syahrul
Qur’an)
Bulan Ramadhan
adalah bulan diturunkannya Al-Qur’an. Pada setiap bulan ini, Rasulullah selalu
melakukan tadarrus Al-Qur’an bersama malaikat Jibril. Beliau ingin memberikan
teladan kepada kita semua agar kita berinteraksi seakrab mungkin dengan
Al-Qur’an selama bulan Ramadhan. Interaksi ini meliputi banyak hal: membacanya,
memahami maknanya, mengamalkannya, dan mendakwahkannya. Akan lebih baik lagi
jika kita juga berusaha untuk menghafalnya sesuai dengan kemampuan yang kita
miliki.
Bulan
Ramadhan adalah Bulan Infaq dan Sedekah (Syahrul
Infaq wash Shadaqah)
Ramadhan bukan
hanya kesempatan untuk beribadah secara vertikal saja. Ia juga kesempatan emas
untuk beribadah secara horisontal, melakukan berbagai kebaikan kepada sesama.
Di bulan ini kita sangat dianjurkan untuk banyak berinfak dan bersedekah. Kita
telah merasakan bagaimana rasanya kelaparan dan kehausan. Sudah semestinya kita
kemudian mampu berempati kepada mereka yang selama ini biasa kelaparan dan
kehausan, dengan cara berinfaq dan bersedekah kepada mereka. Demikianlah yang
telah dicontohkan oleh Rasulullah. Sebuah riwayat menyatakan bahwa kedermawanan
beliau di bulan Ramadhan sampai menyerupai angin yang bertiup.
Demikianlah
beberapa makna dan hakikat Ramadhan. Jika kita telah memahaminya maka
selanjutnya kita harus bergegas untuk mengimplementasikannya dalam hari-hari
Ramadhan kita. Harapan kita, keluar dari Ramadhan kita telah menjadi pribadi
yang jauh lebih bertaqwa, la’allakum tattaqun.
Kiranya cukup sekian yang dapat saya
sampaikan dalam kesempatan ini,semoga membawa manfaat kapada kita semua.amiin
yaa robbal alamin
Wabillahi taufiq walhidayah
Wassalamualaikum wr.wb

No comments :
Post a Comment