“Tidaklah dua orang muslim berjumpa, lalu keduanya berjabat tangan, kecuali
keduanya diampuni sebelum keduanya bepisah.” (H.R. Abu Daud)
Diriwayatkan oleh Imam Malik dalam Al Muwatha’ dari abi Idris Al Khaulany rahimahullah bahwa ia berkata: “Aku pernah masuk Masjid Damaskus. Tiba-tiba aku jumpai seorang pemuda yang murah senyum yang dikerumuni banyak orang. Jika Mereka berselisih tentang sesuatu maka mereka mengembalikan kepada pemuda tersebut dan meminta pendapatnya. Aku bertanya tentang dia, lalu dikatakan oleh mereka,’Ini Muadz bin Jabal.’ Keesokan harinya , pagi-pagi sekali aku dating ke masjid itu lagi dan kudapati dia telah berada di sana tengah melakukan shalat. Kutunggu ampai dia selesai melakukan shalat kemudian aku temui dan kuucapkan salam kepadanya. Aku berkata,’Demi Alloh aku mencintaimu. Lalu ia bertanya.’Apakah Alloh tidak lebih kau cintai?’ Aku jawab,’Ya Alloh aku cintai’. Lalu ia memegang ujung selendangku dan menariknya seraya berkata,’Bergembiralah karena sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah saw, berabda,”Alloh berfirman, cinta-Ku pasti akan mereka peroleh bagi orang yang saling memadu cinta karena Aku, saling mengunjungi karena Aku, dan saling memberi karena Aku.”
Makna Ukhuwah IslamiyahDiriwayatkan oleh Imam Malik dalam Al Muwatha’ dari abi Idris Al Khaulany rahimahullah bahwa ia berkata: “Aku pernah masuk Masjid Damaskus. Tiba-tiba aku jumpai seorang pemuda yang murah senyum yang dikerumuni banyak orang. Jika Mereka berselisih tentang sesuatu maka mereka mengembalikan kepada pemuda tersebut dan meminta pendapatnya. Aku bertanya tentang dia, lalu dikatakan oleh mereka,’Ini Muadz bin Jabal.’ Keesokan harinya , pagi-pagi sekali aku dating ke masjid itu lagi dan kudapati dia telah berada di sana tengah melakukan shalat. Kutunggu ampai dia selesai melakukan shalat kemudian aku temui dan kuucapkan salam kepadanya. Aku berkata,’Demi Alloh aku mencintaimu. Lalu ia bertanya.’Apakah Alloh tidak lebih kau cintai?’ Aku jawab,’Ya Alloh aku cintai’. Lalu ia memegang ujung selendangku dan menariknya seraya berkata,’Bergembiralah karena sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah saw, berabda,”Alloh berfirman, cinta-Ku pasti akan mereka peroleh bagi orang yang saling memadu cinta karena Aku, saling mengunjungi karena Aku, dan saling memberi karena Aku.”
Kata ukhuwah
berakar dari kata kerja akha, misalnya dalam kalimat “akha fulanun shalihan”,
(Fulan menjadikan Shalih sebagai saudara). Makna ukhuwah menurut Imam Hasan Al
Banna: Ukhuwah Islamiyah adalah keterikatan hati dan jiwa satu sama lain dengan
ikatan aqidah.
Hakekat Ukhuwah Islamiyah:
Hakekat Ukhuwah Islamiyah:
1.Nikmat Allah
(Q.S. 3:103)
2.Perumpamaan tali tasbih (Q.S.43:67)
3.Merupakan arahan Rabbani (Q.S. 8:63)
4.Merupakan
cermin kekuatan iman (Q.S.49:10)
Peringkat-Peringkat
Ukhuwah:
1.
Ta’aruf adalah saling mengenal
sesama manusia. Saling mengenal antara kaum muslimin merupakan wujud nyata
ketaatan kepada perintah Allah SWT (Q.S. Al Hujurat: 13)
2. Tafahum adalah saling memahami. Hendaknya seorang muslim
memperhatikan keadaan saudaranya agar bisa bersegera memberikan pertolongan
sebelum saudaranya meminta, karena pertolongan merupakan salah satu hak saudaranya
yang harus ia tunaikan. Abu Hurairah r.a., dari Nabi Muhammad saw., beliau
bersabda, “Barangsiapa menghilangkan kesusahan seorang muslim, niscaya Allah
akan menghilangkan satu kesusahannya di hari kiamat. Barang siapa menutupi aib
di hari kiamat. Allah selalu menolong seorang hamba selama dia menolong
saudaranya.” (H.R. Muslim)
3. Ta’awun adalah saling bekerja sama dan
membantu tentu saja dalam kebaikan dan meninggalkan kemungkaran
4. Takaful, adalah saling menanggung
kesulitan yang dialami saudaranya
Hal-hal yang menguatkan ukhuwah islamiyah:
1.
Memberitahukan
kecintaan kepada yang kita cintai. Hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik
bahwa Rasulullah bersabda: “ Ada seseorang berada di samping Rasulullah lalu
salah seorang sahabat berlalu di depannya. Orang yang
disamping Rasulullah tadi berkata: ‘Aku mencintai dia, ya Rasullah.’ Lalu Nabi
menjawab: ‘Apakah kamu telah memberitahukan kepadanya?’ Orang tersebut
menjawab: ‘Belum.’ Kemudian Rasulullah bersabda: ‘Beritahukan kepadanya.’ Lalu
orang tersebut memberitahukan kepadanya seraya berkata: ‘ Sesungguhnya aku
mencintaimu karena Allah.’ Kemudian orang yang dicintai itu menjawab: ‘Semoga
Allah mencintaimu karena engkau mencintaiku karena-Nya.”
2.
Memohon didoakan bila berpisah
“Tidak seorang hamba mukmin berdo’a untuk saudaranya dari kejauhan melainkan
malaikat berkata: ‘Dan bagimu juga seperti itu” (H.R. Muslim)
3.
Menunjukkan kegembiraan dan
senyuman bila berjumpa “Janganlah engkau meremehkan kebaikan (apa saja yang
dating dari saudaramu), dan jika kamu berjumpa dengan saudaramu maka berikan
dia senyum kegembiraan.” (H.R. Muslim)
4.
Berjabat tangan bila berjumpa
(kecuali non muhrim) “Tidak ada dua orang mukmin yang berjumpa lalu berjabatan
tangan melainkan keduanya diampuni dosanya sebelum berpisah.” (H.R Abu Daud
dari Barra’)
5.
Sering bersilaturahmi
(mengunjungi saudara)
6.
Memberikan hadiah pada
waktu-waktu tertentu
7.
Memperhatikan saudaranya dan
membantu keperluannya
8.
Memenuhi hak ukhuwah saudaranya
Mengucapkan selamat berkenaan dengan saat-saat keberhasilan
Ukhuwah
Islamiyah bersifat abadi dan universal karena berdasarkan akidah dan syariat
Islam. Ukhuwah Jahiliyah bersifat temporer (terbatas waktu dan tempat), yaitu
ikatan selain ikatan akidah (missal:ikatan keturunan orang tua-anak, perkawinan,
nasionalisme, kesukuan, kebangsaan, dan kepentingan pribadi)

Terimakasih admin ini sangat sangat sekali membantu
ReplyDelete